Sunday, March 4, 2012

My Fanfic- Please let Us Love


Title : Please Let Us Love
Cast : Choika
          Lee Donghae
Length : oneshoot
Disclaimer : The story is mine. This Fan fiction is for Choika

                        ************************************************

            Sosok itu, tersenyum lagi
            Sosok itu, tertawa lagi
            Sosok itu, duduk di tempat yang sama
            Di kursi itu.. dan sosok itu..
            Sahabatku…

                        Ada sesuatu yang aneh yang kurasakan pada orang itu. Entah kenapa jantungku berdegup lebih kencang saat melihatnya. Seperti ada loncatan listrik yang membuat seluruh bagian tubuhku merasakan sengatan kebahagiaan saat dia di sampingku, tersenyum untukku, dan berbicara untukku.

            “ Hey, Kyuhyun-ah. Sudah lama menunggu?”tanyaku saat aku tiba ditaman itu. Aku segera duduk disampingnya dengan senyum cerah berharap tanaman bunga dan pohon-pohon di sekitarku juga merasakan hal yang sama saat aku berada di samping Kyuhyun.
            “Ya! Choika, kau lama sekali. Kemana saja kau?” ucapnya dengan mulut di kerucutkan.  Melihat ekspresinya itu membuatku tidak kuat untuk menahan tawa.
            “Aigoo, aku baru terlambat lima belas menit, apa itu lama? Kau ini laki-laki tapi tidak mau menunggu lama. Bagaimana kalau kau sudah punya pacar nanti?cckckckck.” ucapku.
            “ Ah, sudahlah. Aku memang tidak pernah bisa menang darimu. Jadi, kau mau aku mengajarimu materi apa?” ucapnya. Aku tersenyum sejenak lalu membuka buku yang ku pegang sedari tadi. Aku menyusuri daftar materi pelajaran yang belum kukuasai untuk kutanyakan padanya.
            “Ini, ajari aku materi matematika yang ini.” ucapku sambil menunjuk bukuku dan mengarahkan padanya.
            “Oh, ini? oke. Begini….”
            Kyuhyun  mulai menjelaskan materi itu. Aku pun mengikuti setiap penjelasan yang di berikan olehnya. Perlahan tapi pasti, aku mulai mengerti materi itu dan aku berharap aku bisa selalu seperti ini, seperti saat ini, di taman ini, di kursi ini, dan selalu dengannya.

                        **********************************
            “Hey,apa kau pernah menyukai seseorang?” tanyanya tiba-tiba setelah kami selesai belajar seperti hari-hari biasa.
            “Menyukai seseorang? Tumben sekali kau bertanya tentang hal itu. Memangnya kenapa?”
            “ Ya!  Jawab saja.” Ucapnya lagi.
            “Hmmm… belikan aku es krim dulu, nanti aku jawab deh.” Jawabku
            “Ya Tuhan. Apa susahnya sih menjawab pertanyaanku tadi? Kenapa harus membelikanmu es krim dulu?” protesnya. Aku menutup buku dan memasukkannya kedalam tasku lalu berdiri dan menoleh kearahnya.
            “Terserah kau. Mau aku menjawab atau tidak? Kalau mau, ayo, belikan aku es krim dulu.” Ucapku. Dia mendengus lalu berdiri dan mengikutiku yang sudah mulai berjalan menuju toko eskrim di seberang taman.
            “Aku tunggu di sini. Kau yang beli sana.” Ucapku saat kami sudah sampai di toko tersebut. Aku menyuruhnya membeli sementara aku menunggunya di kursi di samping toko.
            “ Tararararam.. ini es krimnya tuan putri.” Ucapnya sambil menyodorkan es krim vanilla di tangannya. Aku menerimanya dan mulai memakannya.
            “ Jangan panggil aku tuan putri lagi. Aku tidak nyaman dengan sebutan itu.” Ucapku acuh sambil menjilat lagi eskrim ditanganku.
            “Cih, kau ini sok sekali. Masih mending aku memanggilmu begitu daripada aku memanggilmu nenek sihir.” Ucapnya.
            “Aku juga tidak suka dengan kata itu. Jadi, jangan ucapkan dua kata itu lagi kepadaku.” Balasku.
            “Aigoo.. ne, arassso. Lebih baik sekarang kau menjawab pertanyaanku tadi kalau kau tidak mau aku memanggilmu dengan dua kata tadi.” Balasnya.
            “ Oh, baiklah. Kau tadi bertanya apa ya?” tanyaku mencoba mengulur waktu. Aku sudah benar-benar penasaran dengan tingkahnya beberapa hari ini dan tambah penasaran dengan maksud dari pertanyaannya tadi.
            “Tadi aku bertanya apakah kau pernah menyukai seseorang.” Ucapnya singkat.
            “Hmm.. menyukai seseorang… beberapa kali.” Jawabku.
            “Waa, jinjja? Menyukai siapa?” tanyanya.
            “Apa ini juga harus aku jawab? Ini kan privasiku.” Ucapku.
            “Tentu saja harus kau jawab. Aku tidak peduli ini privasimu atau tidak. Ayolah. Kita kan teman.” Ucapnya sambil mengedipkan matanya.
            “ Dulu saat SD, aku menyukai teman sekelasku. Di SMP aku menyukai kakak kelasku.” Jawabku
            “ Lalu? Bagaimana akhirnya?” tanyanya lagi.
            “ Hmm.. Sewaktu SD, orang yang kusukai itu ternyata juga suka denganku, tapi, aku tidak pacaran dengannya karena suatu hal. Sewaktu SMP, aku juga tidak menjalin hubungan dengan kakak kelasku itu karena ternyata dia menyukai teman sebangkuku. Kisahku aneh kan? Aku bisa menyukai seseorang tapi tidak pernah berakhir sesuai yang aku inginkan” Ucapku.
            “Oh, begitu. Mianhae, Choika. Aku tidak bermaksud membuatmu sedih karena mengingat masa lalumu. Tapi, aku boleh bertanya kan tentang apa yang kau rasakan saat menyukai orang ?” ucapnya sambil mengubah posisi duduknya  menghadapku, mengangkat kakinya dan menyilangkannya.
            “Gwenchana. Mmm.. rasanya ya? Rasanya seperti dunia ini hanya ada kau dan dia. Tidak peduli dengan orang di sekitarmu. Rasanya orang itu orang paling sempurna, orang yang bisa membuatmu merubah sikapmu. Hari-hari seakan kosong tanpa melihatnya, dan kadang-kadang membuatmu tidak bisa tidur, karena rasanya kenyataan itu lebih menyenangkan daripada bermimpi tentangnya.” Ucapku panjang lebar. Aku melirik kearahnya yang sedang mengangguk-anggukkan kepalanya.
            “Memangnya kau sedang menyukai seseorang ya?” tanyaku. Dia menoleh dan tersenyum.
            “Molla, tapi…” Ucap Kyuhyun mengetuk-ngetuk dagunya. Aku menahan napas menunggunya menjawab.
            “NE, aku menyukai seseorang.. Aku menyukai seseorang Choika” ucap Kyuhyun dengan raut wajah gembira. Aku terhenyak sejenak. Memperhatikannya yang kini tengah mengembangkan senyum manisnya itu. Senyuman yang entah sejak kapan mulai mengisi hari-hariku dan terlebih lagi telah membuatku memutuskan satu hal yaitu menyukainya, Cho Kyuhyun, sahabatku. Tapi, apa yang baru saja dia bilang? Dia menyukai seseorang?
            “Nugu?” tanpa sadar pertanyaan yang sebenarnya ingin kuucapkan dalam hati itu meluncur begitu saja.
            “Siapa yang sedang kau sukai, Kyuhyun-ah?” tanyaku lagi.
            Kulihat dia memutar-mutar matanya sejenak. Sedangkan aku? Aku menahan napas menunggunya berbicara.
1 menit…
2 menit..
3 menit…
            Dia berdiri dan menyunggingkan senyum evil nya itu.
            “RA-HA-SI-A” ucapnya sambil menjulurkan lidahnya lalu beranjak pergi.
            “YAK! CHO KYUHYUN!!!!!!
                                    ********************************
            Setelah hari itu entah kenapa aku agak sedikit malas untuk bertemu dengan Kyuhyun. Ada suatu perasaan yang mengganjal. Runyam. Entahlah, aku sendiri tidak tahu kenapa bisa begini. Apa begini rasanya cinta tak terbalas? Ah, aku tidak mau memikirkannya sekarang!!! 
            Aaargggh. Kenapa halte bis nya jauh sekali, rutukku. Aku menginjak-injak aspal karena kesal. Kurrogoh saku bajuku, mengambil headset dan memasangnya ke telingaku. Kusilangkan tanganku didada sambil memandang jalanan di hadapanku. Ah, saat seperti ini biasanya Kyuhyun akan mengoceh panjang lebar tentang band dan teman-temannya atau terus menceritakan tentang ayahnya yang marah-marah karena dia tidak ikut pelajaran tambahan musim panas. Kyuhyun-ah, bogoshipo.
            Tiba-tiba kurasakan ada yang memukul bahuku. Aku menoleh dan kudapati wajah Kyuhyun hanya beberapa senti di hadapanku. Aku mundur selangkah amun aku kehilangan keseimbangan sehingga tubuhku oleng dan hampir saja jatuh kalau Kyuhyun tidak menarik tanganku.
            “Ya! Kalau berdiri yang benar. Begitu saja sudah mau jatuh. Kau payah.” Ucapnya sambil tetap memegang tanganku. Aku menyentakkan tangannya dan memandangnya kecut.
            “Siapa suruh kau datang tiba-tiba? Masih mending aku tidak mati ditempat karena kena serangan jantung.” Ucapku agak sedikit berteriak. Dia tertawa kecil.Aku melotot kearahnya dan mulai berjalan dengan langkah kesal. Aku rasa dia mengikutiku, tapi entah kenapa dia tidak mengoceh seperti biasanya kalau aku meneriakinya begitu. Ah, sudahlah, kenapa harus aku pikirkan.
            Setelah sampai di halte, aku tidak mendapat tempat duduk sehingga terpaksa berdiri, Aku menoleh kekanan mencoba memastikan apakah Kyuhyun masih mengikutiku atau tidak. Dan ternyata aku tidak melihat batang hidungnya lagi. Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal sama sekali.Hmmph. Kemana dia? Cepat sekali menghilang. Untung saja bis sudah datang sehingga aku tidak perlu repot-repot memikirkannya. Aku rasa ini lebih baik. Menjauhinya untuk sementara waktu untuk menetralisir perasaanku padanya. Hah. Kenapa hal seperti ini terulang untuk kesekian kalinya. Ya Tuhan, apa aku memang tidak boleh punya kekasih ya?
            Aku duduk dibangku belakang yang dekat dengan jendela. Aku menatap keluar jendela dan tak sengaja aku melihat pasangan muda-mudi saling bergandengan tangan dan memakan es krim. Si yeoja terlihat sangat manja dan meletakkan kepalanya di bahu namja disebelahnya. Aku menggembungkan pipiku. Apa-apaan ini. Membuatku iri saja. Aku memukul-mukul jendela karena kesal.
            “Hey, agasshi, kacanya bias pecah kalau kau memukulnya seperti itu.” Kudengar suara orang disampingku menegurku sambil memukul bahuku pelan. Aku menundukkan kepalaku sambil meminta maaf kepada orang itu. Tapi, ada sesuatu yang janggal saat tanpa sengaja aku melihat pakaian yang dipakai orang itu ternyata sama dengan seragam yang kukenakan. Aku menegakkan kepalaku dan benar saja, kudapati Kyuhyun menyunggingkan senyum khas evilnya itu. Aku mendengus dan memalingkan wajahku kembali kearah jendela.
            “ Hey, Choika. Kau kenapa sih?” tanyanya sambil menyenggol-nyenggol lenganku.
            “Aku tidak apa-apa. Aku sedang malas bertemu denganmu.” Jawabku asal masih tanpa memandang wajahnya.
            “Loh? Kenapa malas bertemu denganku? Apa ada yang salah denganku? Apa penampilanku berantakan?Hmmm.. aku rasa tidak ada yang salah dengan penampilanku. Lalu apa yang membuatmu malas bertemu denganku?” ucapnya bertubi-tubi.
            “ Karena kau asam.” Ucapku asal
            “Hah? Asam?” ucapnya agak terkejut.
            Iya, kau itu asam sampai-sampai tidak bias membuat perasaanku padamu menjadi netral.
            “Iya, kau itu bau asam.” Ucapku sambil menahan tawaku. Ah, kenapa aku sama sekali tidak bisa membuatku cuek pada orang ini. Ckckckck.
            “Ya! Kau bilang aku bau asam? Aku ini wangi, bukan bau asam” ucapnya sambil menoyor kepalaku.
            “Terserah kau saja. Aku tidak peduli. Memang kau bu asam.” Ucapku acuh.
            “Ya ya ya. Choika! Sebenarnya aku salah apa sih padamu?” ucapnya melembut.
            “Pikir saja sendiri.” Ucapku acuh lagi
            “Hmmm… kalau diingat-ingat kau seperti ini semenjak ditaman waktu itu. Apa ada hubungannya dengan….” Ucapnya sambil mengetuk-ngetuk dagunya. Sementara itu aku menelan ludahku. Gila. Kenapa orang ini pintar sekali membuat hipotesis ya.
            “Yah, arasso!! Kau marah karena aku tidak memberi tahu tentang orang yang kusukai itu kan???” ucapnya telak membuat jantungku mencelos. Aku memukul dahiku. Kyuhyun ini seorang pelajar apa seorang peramal? Aku harus menjawab apa ya?
            “Hey, hey. Benar kaan? Waah, tidak kusangka kau begitu penasaran, Choika.” Ucapnya terkekeh.
            “Cih, sok tahu kau Kyuhyun. Aku tidak penasaran dengan orang yang kau sukai itu kok. Aku memang sedang tidak mau bertemu denganmu karena… karena kau bau asam.” Ucapku
            “Hahahha. Kau ini bodoh sekali. Alasan macam apa itu? Tidak bermutu.” Cibirnya. Kutolehkan kepalaku dan menatapnya dengan tatapan “Kau ingin mati, Kyuhyun!!!”. Namun, dia malah tersenyum evil lagi. Huh. Lebih baik aku diam saja.
                        ***********************************
“ Yaa.!! Choika! Kau masih tidak mau berbicara denganku? Ini , aku ada coklat. Kau mau?”ucapnya yang kini sudah berada dihadapanku. Aku menatapnya sejenak,mengambil coklat ditangannya dan kembali berjalan melewatinya.
Cukup Kyu. Bagaimana aku bisa menetralkan perasaanku kalau kau begini terus.
Namun, kurasakan tanganku tertarik dan langkahku terhenti.
            “Hey, Choika. Baiklah kalau kau memang tidak mau melihatku untuk sekarang. Aku tidak tahu alasannya tapi kalau kau bersikap begini karena memang penasaran dengan orang yang kusukai itu, baiklah, besok saat kita belajar di taman lagi. Aku akan memberitahu kau. Bagaimana?? Setuju??” ucapnya. Aku terdiam. Otakku bekerja agak lambat. Aku harus menjawab apa?
            “Terserah.” Akhirnya itu yang mampu keluar dari mulutku dan aku kembali berjalan.
            “Kau harus datang ya. Ingat, jangan terlambat!!” teriaknya. Aku menutup mataku. Arasso!!! Teriakku dalam hati.
                        *************************************
            Aku berlari dengan buku ditanganku. Sesekali aku melirik jam ditanganku. OMO!! Aku telat setengah jam? Kupukul kepalaku. Merutuk dalam hati kenapa aku bisa sebegitu ceroboh tertidur di perpustakaan sekolah . Haish. Dia pasti akan mengomel. Aku sibuk memukul-mukul kepalaku dan tiba-tiba bukuku berjatuhan semua. Aaaargh. Bodoh! Kenapa aku harus menjatuhkan buku-buku ini disaat aku sudah dekat. Aku terpaksa memungut satu persatu buku-bukuku itu. Namun samara-samar aku mendengar suara orang tertawa. Aniyo. Suara ini..suara Kyuhyun? Tapi, kenapa ada dua suara?
            Aku berdiri dan berjalan perlahan menuju arah suara itu yang sudah pasti aku tau tempatnya. Dan seketika tubuhku melemas. Aku merasakan sensasi itu lagi. Kakiku gemetar, dadaku rasanya sudah kehilangan berliter-liter oksigen. Tanganku pun tidak mampu menopang buku-buku digenggamanku. Ya Tuhan! Apakah itu benar-benar Kyuhyun? Dia yang tertawa dengan seorang gadis, apakah itu benar-benar Kyuhyun? Dia yang memegang bahu gadis dihadapannya, itu benar-benar Kyuhyun? Dia yang memeluk gadis dihadapannya itu,benar-benar Kyuhyun?
                        *******************************************
            “Ya! Kyuhyun-ah. Mana temanmu itu? Lama sekali.” Keluh Ahra noona. Sementara aku masih sibuk menoleh kesana kemari berusaha mencari sosok Choika yang sudah satu jam tidak kunjung datang. Ish. Bocah itu. Sudah kubilang jangan terlambat.
            “Kyu, coba kau telpon dia.” Saran Ahra noona.
            “Ne.” ucapku sambil mengeluarkan ponsel disakuku dan mendial nomor Choika. Tidak dijawab? Aku mencoba sekali lagi dan hasilnya sama saja. Kuputuskan untuk menelpon Donghae Hyung, oppanya.
            “Ne, hyung, apa Choika dirumah sekarang?”
            “Oh, mwo? Dia dirumah? Mukanya cemberut dan matanya merah? Mengurung diri dikamar? Oh, ne, arasso. Sepertinya aku akan kerumahmu hyung. Gomawo.” Ucapku mengakhiri telponku.
            “Noona, kita kerumahnya saja. Sepertinya dia ada masalah.” Ucapku. Ahra noona mengangguk dan kami pun mulai berjalan. Namun, tak jauh dari tempat kami berdiri saat ini, aku bisa melihat dengan jelas beberapa buku berserakan. Aku berlari dan mencoba melihat buku-buku itu. Ini buku Choika? Kenapa bisa disini? Aku memungut buku-buku tersebut dan menoleh kearah Ahra noona.
            “Noona, kurasa ada kesalahpahaman disini.”
                                    ********************************

”Kyuhyun jelek! Kyuhyun jahat! Kyuhyun evil!Neo nappeun!!!!
                        Aku masih saja melempar-lemparkan panah-panah kecil kearah foto yang kupampang di papan sasaran yang ada di kamarku.
“Aaaargh!!! Seharusnya aku tidak usah datang tadi. Seharusnya sejak dulu aku tidak mempunyai perasaan apapun padamu Seharusnya aku tidak udah begitu penasaran dengan orang yang kau sukai itu!!! Babo! Choika, neo jeongmal babo!!!”
“Kau baru sadar kalau kau babo?” tiba-tiba aku mendengar suara dari arah jendela kamarku. Aku menoleh dan mendapati Kyuhyun melambai-lambaikan tangannya dengan senyum khas evilnya. Apa-apaan ini? Kenapa dia ada disini? Di depan jendela kamarku? Dia mendengar omelanku tadi?
“YA! Kenapa kau disitu? Apa maumu kemari?????” teriakku.
“ Aku mau mengembalikan buku-buku ini. Aku menemukannya berceceran dijalan.” Ucapnya santai. Aku berjalan  kearah jendela , membukanya,mengambil buku ditangannya dengan kasar dan kembali menutup jendela beserta gordennya.
Aku tidak mau bertemu denganmu lagi Kyu. Aish. Aku benar-benar bodoh. Bagaimana kalau dia mengeluarkan pemikiran peramalnya lagi? Bisa-bisa dia tahu tentang perasaanku padanya. Ku lempar bukuku sembarangan kearah sofa dikamarku. Aaaaargghhh. Tiba-tiba ponselku berbunyi. Ku jawab panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang menelpon.
“Yoboseyo?”jawabku sekenanya.
“Uri geunyang saranghagehejuseyo” ucap orang yang menelponku itu. Mwo? Dia bilang apa? Kulihat kontak yang menelponku ternyata Kyuhyun. MWO??? Aku beranjak kearah jendela dan saat kubuka gorden, kulihat dia berdiri sambil meletakkan ponsel di telinganya. Pandangan matanya serius. Tidak biasanya dia seperti ini. Entah kenapa aku membalikkan tubuhku kembali. Perasaanku campur aduk. Apa maksud perkataannya barusan?
“Dengarkan aku, Choika. URI GEUNYANG SARANGHAGEHEJUSEYO” ucapnya dengan suara agak keras dan memberi tekanan disetiap kata yang di ucapkannya. Aku kembali menghadapkan tubuhk kearahnya.
“Apa-apaan ini Kyu? Kau sedang memberi lelucon padaku?” ucapku akhirnya.
“Ani. Ini bukan lelucon. Aku sungguh-sungguh. Choika-ssi. Please let us love.” Ucapnya sekali lagi.
Apa ini? Mukjizat dari langit dia bisa bicara sesopan ini? Dan apa yang dia katakana? Please let us love? Otakku sejenak berhenti. Dadaku bergemuruh bahagia. Tapi, aku merasa aneh.
            “Kau yakin?” ucapku terbata
            “Untuk apa tidak yakin?” jawabnya.
            “Geotjimal!” Ucapku.
            “Aku tidak bohong.” Jawabnya.
            “Geotjimal! Geotjimal!” ucapku sekali lagi.
            “Aku tidak bohong, tidak bohong!” Jawabnya lagi.
            “Geotjim..” ucapanku terputus saat ternyata dia lebih cepat menyelanya.
            “Saranghae, Choika-ssi. Kau lah orang yang aku sukai itu.” Ucapnya kemudian. Aku membeku seketika. Dia menyukaiku?
            “Geotjimal!” Ucapku pelan.
            “SUDAH KUBILANG AKU TIDAK BOHONG. NEOL SARANGHANDA, CHOIKA-SSI!! APA AKU HARUS PAKAI TOA UNTUK MENGATAKANNYA PADAMU,HAH?” teriaknya. Spontan aku menjauhkan ponsel dari telingaku. Aku tidak sedang bermimpi, kan?
            “Lalu, apa arti yang kulihat di taman itu? Kau mau menjadikanku selingkuhanmu,begitu? Aku tidak sebodoh itu, KYUHYUN-SSI!!” teriakku membalasnya. Ternyata reaksinya benar-benar diluar dugaanku. Dia, dia tertawa!
            “Ya Ya, kau itu bodoh dan sepertinya akan selalu bodoh  ya.” ucapnya disela-sela tawanya. Aku mengerucutkan bibirku mencoba menutup kembali gorden jendelaku.
            “Jangan ditutup. Dia hanya noonaku saja.” Ucapnya tiba-tiba. Tanganku pun berhenti.
            “Choika-ssi. Jangan seperti ini. Kumohon jangan membuatku frustasi dengan sikapmu yang seperti ini. Kumohon. Hentikan kesalahpahaman ini. You get mad so easily.Please know my heart. I only have you- the only person who makes my heart beat. I only have you alone. Please let us just love, please let us stop fighting. Don't be afraid- because I've fallen for you. I only know you- I only have you. Please let us love, I will promise eternally.” Ucapnya dengan muka serius.
            Mulutku menganga karena terkejut. Apa itu tadi? Dia bernyanyi? Membacakan puisi? Bahasa inggris?
            “Kyu, kau tidak salah minum obat kan?” ucapku keceplosan. Kulihat matanya melotot tajam kearahku.
            “YA! Bagaimana kau bisa menanyakan hal itu? Kau tahu, tadi aku baru saja menyatakan perasaanku padamu. Babo!” teriaknya.
            “Oh, jeongmal?” ucapku sambil membuka jendela kamarku dengan ponsel yang masih tertempel ditelingaku. Dia berjalan kearahku dengan tatapan membunuh.
            “Baiklah. Kalau kau tidak percaya.” Ucapnya dihadapanku dan yang terjadi selanjutnya adalah ponselku terjatuh, tanganku masih menempel ditelinga, tubuhku mengejang, gemetar, dan mataku melotot saat Kyuhyun melumat bibirku. Ya Tuhan!!! 
Aku masih terdiam saat dia melepas bibirnya dari bibirku.
            “Kyu, apa yang kau lakukan?” ucapku polos dan tanpa sadar memegang bibirku.
            “Membuktikan bahwa aku tidak bohong. Aku menyukaimu. Ani. Lebih tepatnya mencintaimu, Choika. Neol saranghanda.” Ucapnya sambil memegang lenganku yang lain. Aku merasa seperti terhipnotis.
            “So, please let us love, Choika. Kau sudah percaya padaku?” tanyanya. Dengan perasaan terhipnotis, aku memandangnya dan menganggukkan kepalaku.
            “Nado saranghae, Kyuhyun-ah”


END

No comments:

Post a Comment