Title : Please Let Us Love
Cast : Choika
Lee Donghae
Length : oneshoot
Disclaimer : The story is mine. This Fan fiction is for
Choika
************************************************
Sosok itu,
tersenyum lagi
Sosok itu,
tertawa lagi
Sosok itu,
duduk di tempat yang sama
Di kursi
itu.. dan sosok itu..
Sahabatku…
Ada
sesuatu yang aneh yang kurasakan pada orang itu. Entah kenapa jantungku
berdegup lebih kencang saat melihatnya. Seperti ada loncatan listrik yang
membuat seluruh bagian tubuhku merasakan sengatan kebahagiaan saat dia di
sampingku, tersenyum untukku, dan berbicara untukku.
“ Hey,
Kyuhyun-ah. Sudah lama menunggu?”tanyaku saat aku tiba ditaman itu. Aku segera
duduk disampingnya dengan senyum cerah berharap tanaman bunga dan pohon-pohon
di sekitarku juga merasakan hal yang sama saat aku berada di samping Kyuhyun.
“Ya!
Choika, kau lama sekali. Kemana saja kau?” ucapnya dengan mulut di
kerucutkan. Melihat ekspresinya itu
membuatku tidak kuat untuk menahan tawa.
“Aigoo, aku
baru terlambat lima belas menit, apa itu lama? Kau ini laki-laki tapi tidak mau
menunggu lama. Bagaimana kalau kau sudah punya pacar nanti?cckckckck.” ucapku.
“ Ah,
sudahlah. Aku memang tidak pernah bisa menang darimu. Jadi, kau mau aku
mengajarimu materi apa?” ucapnya. Aku tersenyum sejenak lalu membuka buku yang
ku pegang sedari tadi. Aku menyusuri daftar materi pelajaran yang belum
kukuasai untuk kutanyakan padanya.
“Ini, ajari
aku materi matematika yang ini.” ucapku sambil menunjuk bukuku dan mengarahkan
padanya.
“Oh, ini?
oke. Begini….”
Kyuhyun mulai menjelaskan materi itu. Aku pun
mengikuti setiap penjelasan yang di berikan olehnya. Perlahan tapi pasti, aku
mulai mengerti materi itu dan aku berharap aku bisa selalu seperti ini, seperti
saat ini, di taman ini, di kursi ini, dan selalu dengannya.
**********************************
“Hey,apa
kau pernah menyukai seseorang?” tanyanya tiba-tiba setelah kami selesai belajar
seperti hari-hari biasa.
“Menyukai
seseorang? Tumben sekali kau bertanya tentang hal itu. Memangnya kenapa?”
“ Ya! Jawab saja.” Ucapnya lagi.
“Hmmm…
belikan aku es krim dulu, nanti aku jawab deh.” Jawabku
“Ya Tuhan.
Apa susahnya sih menjawab pertanyaanku tadi? Kenapa harus membelikanmu es krim
dulu?” protesnya. Aku menutup buku dan memasukkannya kedalam tasku lalu berdiri
dan menoleh kearahnya.
“Terserah
kau. Mau aku menjawab atau tidak? Kalau mau, ayo, belikan aku es krim dulu.”
Ucapku. Dia mendengus lalu berdiri dan mengikutiku yang sudah mulai berjalan
menuju toko eskrim di seberang taman.
“Aku tunggu
di sini. Kau yang beli sana.” Ucapku saat kami sudah sampai di toko tersebut.
Aku menyuruhnya membeli sementara aku menunggunya di kursi di samping toko.
“
Tararararam.. ini es krimnya tuan putri.” Ucapnya sambil menyodorkan es krim
vanilla di tangannya. Aku menerimanya dan mulai memakannya.
“ Jangan
panggil aku tuan putri lagi. Aku tidak nyaman dengan sebutan itu.” Ucapku acuh
sambil menjilat lagi eskrim ditanganku.
“Cih, kau
ini sok sekali. Masih mending aku memanggilmu begitu daripada aku memanggilmu
nenek sihir.” Ucapnya.
“Aku juga
tidak suka dengan kata itu. Jadi, jangan ucapkan dua kata itu lagi kepadaku.”
Balasku.
“Aigoo..
ne, arassso. Lebih baik sekarang kau menjawab pertanyaanku tadi kalau kau tidak
mau aku memanggilmu dengan dua kata tadi.” Balasnya.
“ Oh,
baiklah. Kau tadi bertanya apa ya?” tanyaku mencoba mengulur waktu. Aku sudah
benar-benar penasaran dengan tingkahnya beberapa hari ini dan tambah penasaran
dengan maksud dari pertanyaannya tadi.
“Tadi aku
bertanya apakah kau pernah menyukai seseorang.” Ucapnya singkat.
“Hmm..
menyukai seseorang… beberapa kali.” Jawabku.
“Waa,
jinjja? Menyukai siapa?” tanyanya.
“Apa ini
juga harus aku jawab? Ini kan privasiku.” Ucapku.
“Tentu saja
harus kau jawab. Aku tidak peduli ini privasimu atau tidak. Ayolah. Kita kan
teman.” Ucapnya sambil mengedipkan matanya.
“ Dulu saat
SD, aku menyukai teman sekelasku. Di SMP aku menyukai kakak kelasku.” Jawabku
“ Lalu?
Bagaimana akhirnya?” tanyanya lagi.
“ Hmm..
Sewaktu SD, orang yang kusukai itu ternyata juga suka denganku, tapi, aku tidak
pacaran dengannya karena suatu hal. Sewaktu SMP, aku juga tidak menjalin
hubungan dengan kakak kelasku itu karena ternyata dia menyukai teman
sebangkuku. Kisahku aneh kan? Aku bisa menyukai seseorang tapi tidak pernah
berakhir sesuai yang aku inginkan” Ucapku.
“Oh,
begitu. Mianhae, Choika. Aku tidak bermaksud membuatmu sedih karena mengingat
masa lalumu. Tapi, aku boleh bertanya kan tentang apa yang kau rasakan saat
menyukai orang ?” ucapnya sambil mengubah posisi duduknya menghadapku, mengangkat kakinya dan
menyilangkannya.
“Gwenchana.
Mmm.. rasanya ya? Rasanya seperti dunia ini hanya ada kau dan dia. Tidak peduli
dengan orang di sekitarmu. Rasanya orang itu orang paling sempurna, orang yang
bisa membuatmu merubah sikapmu. Hari-hari seakan kosong tanpa melihatnya, dan
kadang-kadang membuatmu tidak bisa tidur, karena rasanya kenyataan itu lebih
menyenangkan daripada bermimpi tentangnya.” Ucapku panjang lebar. Aku melirik
kearahnya yang sedang mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Memangnya
kau sedang menyukai seseorang ya?” tanyaku. Dia menoleh dan tersenyum.
“Molla, tapi…”
Ucap Kyuhyun mengetuk-ngetuk dagunya. Aku menahan napas menunggunya menjawab.
“NE, aku
menyukai seseorang.. Aku menyukai seseorang Choika” ucap Kyuhyun dengan raut
wajah gembira. Aku terhenyak sejenak. Memperhatikannya yang kini tengah
mengembangkan senyum manisnya itu. Senyuman yang entah sejak kapan mulai
mengisi hari-hariku dan terlebih lagi telah membuatku memutuskan satu hal yaitu
menyukainya, Cho Kyuhyun, sahabatku. Tapi, apa yang baru saja dia bilang? Dia
menyukai seseorang?
“Nugu?”
tanpa sadar pertanyaan yang sebenarnya ingin kuucapkan dalam hati itu meluncur
begitu saja.
“Siapa yang
sedang kau sukai, Kyuhyun-ah?” tanyaku lagi.
Kulihat dia
memutar-mutar matanya sejenak. Sedangkan aku? Aku menahan napas menunggunya
berbicara.
1 menit…
2 menit..
3 menit…
Dia berdiri
dan menyunggingkan senyum evil nya itu.
“RA-HA-SI-A”
ucapnya sambil menjulurkan lidahnya lalu beranjak pergi.
“YAK! CHO
KYUHYUN!!!!!!
********************************
Setelah
hari itu entah kenapa aku agak sedikit malas untuk bertemu dengan Kyuhyun. Ada
suatu perasaan yang mengganjal. Runyam. Entahlah, aku sendiri tidak tahu kenapa
bisa begini. Apa begini rasanya cinta tak terbalas? Ah, aku tidak mau
memikirkannya sekarang!!!
Aaargggh.
Kenapa halte bis nya jauh sekali, rutukku. Aku menginjak-injak aspal karena
kesal. Kurrogoh saku bajuku, mengambil headset dan memasangnya ke telingaku.
Kusilangkan tanganku didada sambil memandang jalanan di hadapanku. Ah, saat
seperti ini biasanya Kyuhyun akan mengoceh panjang lebar tentang band dan
teman-temannya atau terus menceritakan tentang ayahnya yang marah-marah karena
dia tidak ikut pelajaran tambahan musim panas. Kyuhyun-ah, bogoshipo.
Tiba-tiba
kurasakan ada yang memukul bahuku. Aku menoleh dan kudapati wajah Kyuhyun hanya
beberapa senti di hadapanku. Aku mundur selangkah amun aku kehilangan
keseimbangan sehingga tubuhku oleng dan hampir saja jatuh kalau Kyuhyun tidak
menarik tanganku.
“Ya! Kalau
berdiri yang benar. Begitu saja sudah mau jatuh. Kau payah.” Ucapnya sambil
tetap memegang tanganku. Aku menyentakkan tangannya dan memandangnya kecut.
“Siapa
suruh kau datang tiba-tiba? Masih mending aku tidak mati ditempat karena kena
serangan jantung.” Ucapku agak sedikit berteriak. Dia tertawa kecil.Aku melotot
kearahnya dan mulai berjalan dengan langkah kesal. Aku rasa dia mengikutiku,
tapi entah kenapa dia tidak mengoceh seperti biasanya kalau aku meneriakinya
begitu. Ah, sudahlah, kenapa harus aku pikirkan.
Setelah
sampai di halte, aku tidak mendapat tempat duduk sehingga terpaksa berdiri, Aku
menoleh kekanan mencoba memastikan apakah Kyuhyun masih mengikutiku atau tidak.
Dan ternyata aku tidak melihat batang hidungnya lagi. Aku menggaruk kepalaku
yang tidak gatal sama sekali.Hmmph. Kemana dia? Cepat sekali menghilang. Untung
saja bis sudah datang sehingga aku tidak perlu repot-repot memikirkannya. Aku
rasa ini lebih baik. Menjauhinya untuk sementara waktu untuk menetralisir
perasaanku padanya. Hah. Kenapa hal seperti ini terulang untuk kesekian
kalinya. Ya Tuhan, apa aku memang tidak boleh punya kekasih ya?
Aku duduk
dibangku belakang yang dekat dengan jendela. Aku menatap keluar jendela dan tak
sengaja aku melihat pasangan muda-mudi saling bergandengan tangan dan memakan es
krim. Si yeoja terlihat sangat manja dan meletakkan kepalanya di bahu namja
disebelahnya. Aku menggembungkan pipiku. Apa-apaan ini. Membuatku iri saja. Aku
memukul-mukul jendela karena kesal.
“Hey,
agasshi, kacanya bias pecah kalau kau memukulnya seperti itu.” Kudengar suara
orang disampingku menegurku sambil memukul bahuku pelan. Aku menundukkan
kepalaku sambil meminta maaf kepada orang itu. Tapi, ada sesuatu yang janggal
saat tanpa sengaja aku melihat pakaian yang dipakai orang itu ternyata sama dengan
seragam yang kukenakan. Aku menegakkan kepalaku dan benar saja, kudapati
Kyuhyun menyunggingkan senyum khas evilnya itu. Aku mendengus dan memalingkan
wajahku kembali kearah jendela.
“ Hey,
Choika. Kau kenapa sih?” tanyanya sambil menyenggol-nyenggol lenganku.
“Aku tidak
apa-apa. Aku sedang malas bertemu denganmu.” Jawabku asal masih tanpa memandang
wajahnya.
“Loh?
Kenapa malas bertemu denganku? Apa ada yang salah denganku? Apa penampilanku
berantakan?Hmmm.. aku rasa tidak ada yang salah dengan penampilanku. Lalu apa
yang membuatmu malas bertemu denganku?” ucapnya bertubi-tubi.
“ Karena
kau asam.” Ucapku asal
“Hah?
Asam?” ucapnya agak terkejut.
Iya, kau
itu asam sampai-sampai tidak bias membuat perasaanku padamu menjadi netral.
“Iya, kau
itu bau asam.” Ucapku sambil menahan tawaku. Ah, kenapa aku sama sekali tidak
bisa membuatku cuek pada orang ini. Ckckckck.
“Ya! Kau
bilang aku bau asam? Aku ini wangi, bukan bau asam” ucapnya sambil menoyor
kepalaku.
“Terserah
kau saja. Aku tidak peduli. Memang kau bu asam.” Ucapku acuh.
“Ya ya ya.
Choika! Sebenarnya aku salah apa sih padamu?” ucapnya melembut.
“Pikir saja
sendiri.” Ucapku acuh lagi
“Hmmm…
kalau diingat-ingat kau seperti ini semenjak ditaman waktu itu. Apa ada
hubungannya dengan….” Ucapnya sambil mengetuk-ngetuk dagunya. Sementara itu aku
menelan ludahku. Gila. Kenapa orang ini pintar sekali membuat hipotesis ya.
“Yah,
arasso!! Kau marah karena aku tidak memberi tahu tentang orang yang kusukai itu
kan???” ucapnya telak membuat jantungku mencelos. Aku memukul dahiku. Kyuhyun
ini seorang pelajar apa seorang peramal? Aku harus menjawab apa ya?
“Hey, hey.
Benar kaan? Waah, tidak kusangka kau begitu penasaran, Choika.” Ucapnya
terkekeh.
“Cih, sok
tahu kau Kyuhyun. Aku tidak penasaran dengan orang yang kau sukai itu kok. Aku
memang sedang tidak mau bertemu denganmu karena… karena kau bau asam.” Ucapku
“Hahahha.
Kau ini bodoh sekali. Alasan macam apa itu? Tidak bermutu.” Cibirnya.
Kutolehkan kepalaku dan menatapnya dengan tatapan “Kau ingin mati, Kyuhyun!!!”.
Namun, dia malah tersenyum evil lagi. Huh. Lebih baik aku diam saja.
***********************************
“ Yaa.!! Choika! Kau masih tidak
mau berbicara denganku? Ini , aku ada coklat. Kau mau?”ucapnya yang kini sudah
berada dihadapanku. Aku menatapnya sejenak,mengambil coklat ditangannya dan
kembali berjalan melewatinya.
Cukup Kyu. Bagaimana aku bisa
menetralkan perasaanku kalau kau begini terus.
Namun, kurasakan tanganku tertarik dan langkahku terhenti.
“Hey,
Choika. Baiklah kalau kau memang tidak mau melihatku untuk sekarang. Aku tidak
tahu alasannya tapi kalau kau bersikap begini karena memang penasaran dengan
orang yang kusukai itu, baiklah, besok saat kita belajar di taman lagi. Aku
akan memberitahu kau. Bagaimana?? Setuju??” ucapnya. Aku terdiam. Otakku
bekerja agak lambat. Aku harus menjawab apa?
“Terserah.”
Akhirnya itu yang mampu keluar dari mulutku dan aku kembali berjalan.
“Kau harus
datang ya. Ingat, jangan terlambat!!” teriaknya. Aku menutup mataku. Arasso!!!
Teriakku dalam hati.
*************************************
Aku berlari
dengan buku ditanganku. Sesekali aku melirik jam ditanganku. OMO!! Aku telat
setengah jam? Kupukul kepalaku. Merutuk dalam hati kenapa aku bisa sebegitu
ceroboh tertidur di perpustakaan sekolah . Haish. Dia pasti akan mengomel. Aku
sibuk memukul-mukul kepalaku dan tiba-tiba bukuku berjatuhan semua. Aaaargh.
Bodoh! Kenapa aku harus menjatuhkan buku-buku ini disaat aku sudah dekat. Aku
terpaksa memungut satu persatu buku-bukuku itu. Namun samara-samar aku
mendengar suara orang tertawa. Aniyo. Suara ini..suara Kyuhyun? Tapi, kenapa
ada dua suara?
Aku berdiri
dan berjalan perlahan menuju arah suara itu yang sudah pasti aku tau tempatnya.
Dan seketika tubuhku melemas. Aku merasakan sensasi itu lagi. Kakiku gemetar,
dadaku rasanya sudah kehilangan berliter-liter oksigen. Tanganku pun tidak
mampu menopang buku-buku digenggamanku. Ya Tuhan! Apakah itu benar-benar
Kyuhyun? Dia yang tertawa dengan seorang gadis, apakah itu benar-benar Kyuhyun?
Dia yang memegang bahu gadis dihadapannya, itu benar-benar Kyuhyun? Dia yang
memeluk gadis dihadapannya itu,benar-benar Kyuhyun?
*******************************************
“Ya!
Kyuhyun-ah. Mana temanmu itu? Lama sekali.” Keluh Ahra noona. Sementara aku
masih sibuk menoleh kesana kemari berusaha mencari sosok Choika yang sudah satu
jam tidak kunjung datang. Ish. Bocah itu. Sudah kubilang jangan terlambat.
“Kyu, coba
kau telpon dia.” Saran Ahra noona.
“Ne.”
ucapku sambil mengeluarkan ponsel disakuku dan mendial nomor Choika. Tidak
dijawab? Aku mencoba sekali lagi dan hasilnya sama saja. Kuputuskan untuk
menelpon Donghae Hyung, oppanya.
“Ne, hyung,
apa Choika dirumah sekarang?”
“Oh, mwo?
Dia dirumah? Mukanya cemberut dan matanya merah? Mengurung diri dikamar? Oh,
ne, arasso. Sepertinya aku akan kerumahmu hyung. Gomawo.” Ucapku mengakhiri
telponku.
“Noona,
kita kerumahnya saja. Sepertinya dia ada masalah.” Ucapku. Ahra noona
mengangguk dan kami pun mulai berjalan. Namun, tak jauh dari tempat kami
berdiri saat ini, aku bisa melihat dengan jelas beberapa buku berserakan. Aku
berlari dan mencoba melihat buku-buku itu. Ini buku Choika? Kenapa bisa disini?
Aku memungut buku-buku tersebut dan menoleh kearah Ahra noona.
“Noona,
kurasa ada kesalahpahaman disini.”
********************************
”Kyuhyun jelek! Kyuhyun jahat! Kyuhyun evil!Neo nappeun!!!!
Aku
masih saja melempar-lemparkan panah-panah kecil kearah foto yang kupampang di
papan sasaran yang ada di kamarku.
“Aaaargh!!! Seharusnya aku tidak
usah datang tadi. Seharusnya sejak dulu aku tidak mempunyai perasaan apapun
padamu Seharusnya aku tidak udah begitu penasaran dengan orang yang kau sukai
itu!!! Babo! Choika, neo jeongmal babo!!!”
“Kau baru sadar kalau kau babo?”
tiba-tiba aku mendengar suara dari arah jendela kamarku. Aku menoleh dan
mendapati Kyuhyun melambai-lambaikan tangannya dengan senyum khas evilnya.
Apa-apaan ini? Kenapa dia ada disini? Di depan jendela kamarku? Dia mendengar
omelanku tadi?
“YA! Kenapa kau disitu? Apa maumu
kemari?????” teriakku.
“ Aku mau mengembalikan buku-buku
ini. Aku menemukannya berceceran dijalan.” Ucapnya santai. Aku berjalan kearah jendela , membukanya,mengambil buku
ditangannya dengan kasar dan kembali menutup jendela beserta gordennya.
Aku tidak mau bertemu denganmu
lagi Kyu. Aish. Aku benar-benar bodoh. Bagaimana kalau dia mengeluarkan
pemikiran peramalnya lagi? Bisa-bisa dia tahu tentang perasaanku padanya. Ku
lempar bukuku sembarangan kearah sofa dikamarku. Aaaaargghhh. Tiba-tiba
ponselku berbunyi. Ku jawab panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang
menelpon.
“Yoboseyo?”jawabku sekenanya.
“Uri geunyang saranghagehejuseyo”
ucap orang yang menelponku itu. Mwo? Dia bilang apa? Kulihat kontak yang
menelponku ternyata Kyuhyun. MWO??? Aku beranjak kearah jendela dan saat kubuka
gorden, kulihat dia berdiri sambil meletakkan ponsel di telinganya. Pandangan
matanya serius. Tidak biasanya dia seperti ini. Entah kenapa aku membalikkan
tubuhku kembali. Perasaanku campur aduk. Apa maksud perkataannya barusan?
“Dengarkan aku, Choika. URI
GEUNYANG SARANGHAGEHEJUSEYO” ucapnya dengan suara agak keras dan memberi
tekanan disetiap kata yang di ucapkannya. Aku kembali menghadapkan tubuhk
kearahnya.
“Apa-apaan ini Kyu? Kau sedang
memberi lelucon padaku?” ucapku akhirnya.
“Ani. Ini bukan lelucon. Aku
sungguh-sungguh. Choika-ssi. Please let us love.” Ucapnya sekali lagi.
Apa ini? Mukjizat dari langit dia
bisa bicara sesopan ini? Dan apa yang dia katakana? Please let us love? Otakku
sejenak berhenti. Dadaku bergemuruh bahagia. Tapi, aku merasa aneh.
“Kau
yakin?” ucapku terbata
“Untuk
apa tidak yakin?” jawabnya.
“Geotjimal!”
Ucapku.
“Aku
tidak bohong.” Jawabnya.
“Geotjimal!
Geotjimal!” ucapku sekali lagi.
“Aku
tidak bohong, tidak bohong!” Jawabnya lagi.
“Geotjim..”
ucapanku terputus saat ternyata dia lebih cepat menyelanya.
“Saranghae,
Choika-ssi. Kau lah orang yang aku sukai itu.” Ucapnya kemudian. Aku membeku
seketika. Dia menyukaiku?
“Geotjimal!”
Ucapku pelan.
“SUDAH
KUBILANG AKU TIDAK BOHONG. NEOL SARANGHANDA, CHOIKA-SSI!! APA AKU HARUS PAKAI
TOA UNTUK MENGATAKANNYA PADAMU,HAH?” teriaknya. Spontan aku menjauhkan ponsel
dari telingaku. Aku tidak sedang bermimpi, kan?
“Lalu,
apa arti yang kulihat di taman itu? Kau mau menjadikanku selingkuhanmu,begitu?
Aku tidak sebodoh itu, KYUHYUN-SSI!!” teriakku membalasnya. Ternyata reaksinya
benar-benar diluar dugaanku. Dia, dia tertawa!
“Ya
Ya, kau itu bodoh dan sepertinya akan selalu bodoh ya.” ucapnya disela-sela tawanya. Aku
mengerucutkan bibirku mencoba menutup kembali gorden jendelaku.
“Jangan
ditutup. Dia hanya noonaku saja.” Ucapnya tiba-tiba. Tanganku pun berhenti.
“Choika-ssi.
Jangan seperti ini. Kumohon jangan membuatku frustasi dengan sikapmu yang
seperti ini. Kumohon. Hentikan kesalahpahaman ini. You get mad so easily.Please
know my heart. I only have you- the only person who makes my heart beat. I only
have you alone. Please let us just love, please let us stop fighting. Don't be
afraid- because I've fallen for you. I only know you- I only have you. Please
let us love, I will promise eternally.” Ucapnya dengan muka serius.
Mulutku
menganga karena terkejut. Apa itu tadi? Dia bernyanyi? Membacakan puisi? Bahasa
inggris?
“Kyu,
kau tidak salah minum obat kan?” ucapku keceplosan. Kulihat matanya melotot
tajam kearahku.
“YA!
Bagaimana kau bisa menanyakan hal itu? Kau tahu, tadi aku baru saja menyatakan
perasaanku padamu. Babo!” teriaknya.
“Oh,
jeongmal?” ucapku sambil membuka jendela kamarku dengan ponsel yang masih
tertempel ditelingaku. Dia berjalan kearahku dengan tatapan membunuh.
“Baiklah.
Kalau kau tidak percaya.” Ucapnya dihadapanku dan yang terjadi selanjutnya
adalah ponselku terjatuh, tanganku masih menempel ditelinga, tubuhku mengejang,
gemetar, dan mataku melotot saat Kyuhyun melumat bibirku. Ya Tuhan!!!
Aku masih terdiam saat dia
melepas bibirnya dari bibirku.
“Kyu,
apa yang kau lakukan?” ucapku polos dan tanpa sadar memegang bibirku.
“Membuktikan
bahwa aku tidak bohong. Aku menyukaimu. Ani. Lebih tepatnya mencintaimu,
Choika. Neol saranghanda.” Ucapnya sambil memegang lenganku yang lain. Aku
merasa seperti terhipnotis.
“So,
please let us love, Choika. Kau sudah percaya padaku?” tanyanya. Dengan
perasaan terhipnotis, aku memandangnya dan menganggukkan kepalaku.
“Nado
saranghae, Kyuhyun-ah”
END
No comments:
Post a Comment